ADAKAH MIKROBA DALAM MAKE UP?
Make up bukanlah satu kata yang asing ditelinga kita. Dengan
make up, semua orang bisa tampil percaya diri. Berbagai merk make up merka
gunakan untuk memoles wajah mereka agar tampak lebih cerah berseri dan enak
untuk dipandang banyak orang. Make up tidak hanya digunakan oleh para wanita
melainkan mereka para pria pun banyak yang menggunakannya.
Make up adalah salah bagian dari kosmetika yaitu sebuah sediaan
atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk;
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan penyakit (SK MENKES NO. 140/1991).
Kategori make up kosmetika disini adalah sebagai berikut:
Ø
Kosmetika Dasar; Foudation dan
Bedak
Ø
Make Up; Lipstik, Blusher,
Eyeshadow, Eyeliner
Ø
Perawatan Kuku; Cat Kuku dan
Pembersih Cat Kuku.
Pada umumnya kosmetik terdiri dari berbagai macam bahan yang
memiliki fungsi tertentu di dalamnya. Bahan-bahan itu terbagi dalam tiga
kategori, di antaranya;
Ø
Bahan dasar (veshikulum)
Ø
Bahan Aktif
Ø
Bahan Untuk Menstabilkan
Campuran (stabilizer)
Bahan dasar
( veshikulum) merupakan basis/ dasar untuk bahan lain atau sebagai pelarut
sehingga umumnya menempati volume yang lebih besar dari bahan lainnya. Bahan
dasar kosmetik pada umumnya terdiri dari :
1.
Air atau campurannya dengan
bahan dasar lain;
2.
Alkohol atau campurannya;
3.
Vaselin atau campurannya;
4.
Minyak atau garam minyak
dengan campurannya;
5.
Talkum atau campurannya.
Bahan aktif
merupakan bahan kosmetik terpenting dan mempunyai daya kerja yang diunggulkan
dalam kosmetik tersebut. Konsentrasi bahan aktif pada umumnya kecil, namun
dapat pula tinggi apabila bahan tersebut sekaligus berperan sebagai bahan dasar
misalnya bahan aktif dalam sediaan pembersih muka.
Bahan untuk
menstabilkan campuran (stabilizer) adalah bahan-bahan untuk menstabilkan campuran
sehingga kosmetik dapat lebih stabil, baik dalam warna, bau dan bentuk fisik,
adapun bahan-bahan tersebut adalah :
1.
Emulgator, yaitu bahan yang
memungkinkan tercampurnya semua bahan secara merata (homogen), misalnya
lanolin, gliserin, alkohol, lilin, gliseril monosterarat.
2.
Pengawet,yaitu bahan yang
dapat mengawetkan kosmetik dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat
digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat anti kuman sehingga dapat
menangkal terjadinya bau tengik karena aktivitas mikroba sehingga kosmetik
menjadi lebih stabil, misal asam benzoat, alkohol, formaldehid.
Untuk membuat
kosmetik yang memenuhi standar mutu dan keamanan dibutuhkan langkah-langkah pembuatan yang baik. Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan suatu konsep total dari sistem langkah produksi dan pengawasan yang terkoordinasi dengan baik, dimana bila penerapannya konsisten akan dihasilkan produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan. Badan POM telah mempunyai suatu pedoman dalam proses produksi kosmetik yang disebut Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.3870 tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). Dalam pembuatan kosmetik, pengawasan yang menyeluruh disertai pemantauan sangat penting untuk menjamin agar konsumen memperoleh kosmetik yang memenuhi peryaratan mutu yang ditetapkan. Mutu produk kosmetik tergantung dari bahan yang digunakan, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. Hal ini berkaitan dengan seluruh aspek produksi dan pemeriksaan mutu.
Adapun beberapa
proses yang lazim dilakukan dalam pembuatan kosmetika terdiri dari beberapa
tahap, diantaranya;
1.
Pemcampuran (mixing)
2.
Pemompaan (Pumping)
3.
Pemindahan Panas (Heat Transfer)
4.
Filtrasi
5.
Pengisian (Filling)
6.
Mikro Emulsi “untuk produk-produk khusus.”
Contohnya dalam
pembuatan lipstik. Pada umumnya pembuatan lipstik meliputi 3 tahap, diantaranya
dengan menyiapkan campuran komponen, yaitu campuran minyak, campuran zat-zat
warna dan campuran wax hingga akhirnya membentuk massa lipstik. Kemudian
pencetakan untuk menjadi batang-batangan.
Berdasarkan asal dan cara prosesnya, bahan baku dapat memiliki
tingkat kontaminasi yang tinggi atau rendah atau sensitif terhadap kontaminasi
mikroba selanjutnya. Air yang bebas bahan padat sintetik biasanya mengalami
problem pembusukan mikroba yang rendah. Hal yang sama juga terjadi pada air
bebas minyak, lilin dan lemak sintetik, sebagaimana pula pengemulsi, surfaktan
dan agen aktif-permukaan (surface agent), yang sepertinya tidak
mendukung kemampuan mikroorganisme untuk berkembang. Kondisi ini dapat berubah
secara dramatis dengan segera apabila mereka dicampur dengan bahan baku
bersifat cair (aqueous). Bahkan bahan baku alami dalam bentuk air yang
bebas serbuk atau granula, dapat menjadi tempat tumbuhnya mikroorganisme, virus
ataupun toksin mikroba. Analisa terhadap materi/bahan-bahan ini, dapat
menunjukkan keberadaan bakteri, spora Clostridium, Staphylococci, kapang
dan khususnya toksik fungi/jamur. Lebih jauh lagi, kemungkinan keberadaan spora
bakteri tidak dapat dihindari, karena keberadaan mereka bisa jadi telah ada
semenjak tahap persiapan produksi dengan prosentase alkohol yang tinggi. Bahan mentah alami yang diekstrak, diproduksi ataupun disediakan
dalam bentuk cairan, juga sensitif terhadap kontaminasi mikrobial. Cara
pengawetan yang kurang tepat ketika digunakan untuk menghasilkan produk dalam
bentuk larutan, dispersi ataupun emulsi, dapat menyebabkan bahan baku ini
mendukung pertumbuhan mikroorganisme gram negatif, semisal Enterobacter spp.,
Escherichia coli, Citrobacter spp., Pseudomonas spp., dan
lainnya.
Mikroba dapat ditemukan dalam make up yang kita gunakan, jika
make up yang kita gunakan meimiliki bahan baku dan standar proses pembuatan
yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku diatas.
ka, pada peralatan make up misalnya spons bedak dan kuas make up juga tempat bersarangnya mikroba (http://alqokingdome.blogspot.com/2012/08/ganti-peralatan-pribadi-anda-segera.html) apakah mikroba ini berasal dari make up yang digunakan?
BalasHapusapakah baik jika kita menggunakan make up secara bersama-sama dengan orang lain? apakah ini dapat menjadi cara berbagi mikroba?
BalasHapussekilas info untuk dwipuji, jadi penggunaan alat make up yang bergantian dapat menularkan mikroba, misalnya jika teman kamu yang berjerawat memakai kuas make up maka bakteri penyebab jerawat akan menempel pada kuas lalau kuas kamu pake kembali maka muka kamu kemungkinan nantinya akan berjerawat(http://health.detik.com/read/2012/01/11/074355/1812187/766/6-barang-sehari-hari-yang-harus-dihindari-dipakai-bergantian?l771108bcj). tapi kalau kamu mejaga kebersihan jerawat tidak akan muncul.
HapusWildati Nuri Auli S.
jadi kalau jerawat itu akibat mikroba make upnya atau karena kita tidak cocok dengan merk make up dan kandungannya?
BalasHapusTiara elpandari
BalasHapusSaya mau bertanya,pertanyaannya adalah ada kan jenis make up yaitu sipat; berupa bubuk hitam dan biasa di dpakai disekitar area mata, nah menurut anda apakah sipat itu juga ada bakterinya, seperti pada jenis make up lainnya? jelaskan.
Pada make up terdapat mikroba, nah terkadang kita juga mengguakan obat pencuci muka untuk membersihkan muka kita dari bekas make up (atau hanya sekedar bedak), apakah dengan cara ini mikroba - mikroba tersebut dapat hilang? Atau membutuhkan cara khusus tertentu ?
BalasHapusgood article untuk kak syarifah, saya ingin bertanya, sebenarnya make up yang wangi atau yang tidak wangi sih yang baik buat tubuh kita? terus make up yang mana juga yang mengandung banyak bakteri, wangikah atau tidak wangi? terimakasih :)
BalasHapusya yang wangi lebih menjanjikan lah
Hapusinformasinya bagus buat nambah wawasan kita :) nice article.. :)
BalasHapusanyway, tika mau nanya sedikit nih kak,make up yang banyak terkontaminasi mikroba ini jenis apa saja ? (bedak, eyeliner, lipstik atau apa)
trus bagaimana cara memilih produk kosmetika yang aman kak ?
thanks :)
nice artikelnya,,,,pengen ngasih info aja ni sedikit yaaaa mengenai sejarah tentang make up
BalasHapusWanita itu memang merupakan makhluk yang indah dan menyukai keindahan termasuk keindahan wajahnya. Semenjak 5000 tahun yang lalu, bangsa Mesir kuno diketahui sudah berlomba untuk mempercantik diri mereka, terutama para kaum bangsawan. Mereka berusaha untuk tampil cantik layakanya dewa dan dewi yang mereka sembah.
Meskipun pada awalnya seni melukis wajah ini hanya merupakan ritual keagamaan di dalam bangsa mereka. Para wanita membingkai mata mereka menyerupai biji almond dan mewarnai pipi mereka dengan tanah liat. Beruntunglah saat ini kita tak perlu lagi mengolesi wajah kita dengan tanah liat untuk tampil cantik, bukan?
Seni melukis wajah pun terus berkembang hingga suatu hari bangsa Yunani menemukan ekstrak akar tumbuhan yang disebut polderos yang bia dibuat pemerah bibir dan pipi yang lebih tahan lama. Nampaknya, menjadi cantik memang sudah menjadi obsesi yang tertanam di dalam diri setiap wanita.
Bentuk lipstik yang pertama kali dijual di pasaran terbuat dari ekstrak tumbuhan yang dicampur denga minyak nabati menjadi berupa wax. Campuran tersebut kemudian dibentuk menjadi serupa krayon dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah mengering, barulah dimasukan ke dalam sebuah kaleng agar lebih mudah untuk dibawa-bawa.
Barulah di tahun 1920, seorang bernama Max Factor menciptakan berbagai macam formula produk kosmetik. Salah satu ciptaannya adalah campuran kohl yang dipanaskan di atas api. Ketika meleleh, lelehan tersebut dioleskan pada bulu mata, dan mata pun terlihat lebih dramatis.
Dan di tahun 1923, diciptakan penjepit bulu mata. Bentuknya hampir serupa dengan penjepit bulu mata yang ada sekarang. Namun tentunya tidak secanggih penjepit bulu mata yang ada saat ini. Dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk mengaplikasikan penjepit bulu mata mula-mula ini.
Semenjak itulah, produk-produk make up mulai bermunculan dan semakin canggih dan beragam hingga hari ini. Dan “seni melukis wajah” pun sudah gak terbatas untuk kalangan bangsawan saja, tapi setiap wanita yang mengagumi keindahan dan menghargai dirinya sebagai makhluk yang indah.
http://etnikshop.net/sejarah-asal-muasal-make-up/
Kak, make up yang dimaksud disini yang berbentuk cair atau padat atau bubuk? atau semua jenis make up itu ada kontaminasi bakterinya?
BalasHapusmuka kan suka ada luka ya ka, apalg klo yg berjerawat, bakteri ini bisa bisa semakin parah ya klo pada daerah yg luka ? bisa mengakibatkan apa ka ?
BalasHapusuntuk beberapa jenis makanan makan pakai tangan lebih enak,tetapi kadang kalo pake tangan itu meninggalkan bau yang tak enak..nah ka gimana kalo kasusnya gini kita mau makan pake tangan tangan kita kotor trus pake hand and saynitiser trus setelah makan juga pake itu...apakah bakteri d tangan kita benar hilang?terimakasih
BalasHapusartikel yang bagus ka,semoga bisa bermanfaat dan menjadi informasi baru bagi kita semua :)
BalasHapusits good article.
BalasHapuscatatan penting pribadi buat lebih hati-hati memilih kosmetik.
oia..selain itu kita juga harus memperhatikan expire date atau tanggal kadaluarsa dari kosmetik tersebut loh teman-teman karena ditakutkan bahan-bahan yang terkandung dalam kosmetik tersebut sudah tidak dalam kondisi baik lagi.
mikroba memang dimana-mana kak termasuk pada alat0alat make up,,seperti kuas make-up,
BalasHapusbarang itu adalah "penampung bakteri," menurut Bank. Untuk membasmi kuman di kuas make-up, Anda bisa menyemprotkan pembersih antibakteri seperti BodyographyPro The Brush Off Anti-Bacterial Makeup Brush Cleanser sepekan sekali.
http://id.she.yahoo.com/tiga-benda-penyebab-rusaknya-kulit-wajah.html
kk bagaimana dengan sabun cuci muka yang anti bakteri contohnya pada ponds. apa sih kandungan di dalamnya sehingga tidak ada bakteri ???
BalasHapusartikel menarik.
BalasHapuskadang memang tidak banyak yang tau tentang make up yang mengandung bakteri. terutama pada kuasnya.
kita harus bijak memilih dan tau bagaimana menggunakan dan merawatnya. jangan sampai justru kita tidak peka terhadap kebersihannya.
artikel yang bagus ka, saya hanya ingin menambahkan 5 kiat agar make up bebas bakteri seperti yang dilansir dalam http://log.viva.co.id/news/read/243186-lima-trik-agar-make-up-bebas-bakteri yaitu:
BalasHapus1. Runcingkan pensil rias
Selalu runcingkan pensil rias, baik untuk mata atau bibir sebelum menggunakannya. Cara ini akan menghilangkan atau setidaknya mengurangi bakteri yang menempel pada bagian terluar pensil. Sehingga, lebih aman bagi kulit saat menggunakannya.
2. Jangan letakkan tas make-up dalam mobil
Jangan pernah menyimpan tas make-up dalam mobil apalagi di atas dashboard dalam waktu lama. Suhu yang tinggi akan merusak bahan formulanya termasuk mengurangi zat pengawetnya.
3. Perbarui maskara tiap tiga bulan
Tiga bulan setelah dibuka, selalu perbarui maskara Anda. Ini berlaku meskipun maskara Anda tidak arau jarang dipakai. Formula maskara yang berupa cairan kental sangat mudah terkontaminasi bakteri. Jadi, jangan pertaruhkan kesehatan kulit terutama mata Anda.
4. Simpan make-up cair di kulkas
Untuk make-up berformula cair sebaiknya simpan di kulkas. Terutama jika Anda cenderung menggunakan wadah bulat atau jar untuk pemakaian dalam waktu lama. Lalu, kocok dulu sebelum menggunakan foundation cair.
5. Usap ujung lipstik
Jika lipstik Anda jarang digunakan, saat ingin menggunakannya usap dulu ujungnya dengan tisu atau paper towel. Cara ini seperti juga yang diterapkan pada pensil rias, yaitu untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi bakteri yang menempel pada bagian terluar.
nice article ka :) , agar dapat lebih berhati-hati dalam memilih kosmetik
BalasHapusapakah ada perbedaan jenis atau jumlah mikroba yang terdapat pada make up waterproof dan tidak?
BalasHapusapakah mikroba tersebut dapat menyebabkan kanker kulit seperti mercury?
BalasHapusmenarik kak artikelnya, karena make up saat ini menjadi kebutuhan dasar, terutama untuk kaum hawa. karena make up tidak hanya untuk kecantikan, namun digunakan sebagai perawatan tubuh jg. maka dr itu, pentingnya memilih dan menggunakan make up dg bijak. menurut saya artikel ini sangat cocok untuk produsen pembuat berbagai macam make up, agar mengikuti prosedur yang kaka kemukakan tadi. namun, kita sebagai konsumen perlu waspada terhadap make up yg beredar. saya ingin menanyakan, adakah ciri-ciri khusus make up yg baik (baik dalam artian bebas dr mikroba yg kaka paparkan dlm artikel) itu seperti apa? tolong penjelasannya ka. terima kasih.
BalasHapusKak ciri2 make up yang bahaya itu gimana ? yang lebih spesifik , jadi bisa terlihat walupun kita blm memakainya .
BalasHapusnice artikel ka, buat patokan juga nih dalam memilih kosmetik :)
BalasHapusyaah serem juga ya kak, niat mau dandan malah kena bakteri. yang alami-alami aja deh ,cari yang herbal ya kak :D
BalasHapusits good article,,, apa lagi buat kaum hawa yang ingin tampil cantik dan tetap sehat,,,tapi bagaimana dengan kosmetik yang menggunakan bahan herbal, apakah itu menjamin terbebas dari mikroba ka,,,?
BalasHapus